Mengirim SMS & Bahaya atau Konsekuensinya

Menurut sebuah artikel di The Guardian, lebih dari delapan triliun pesan teks dikirim ke seluruh dunia selama tahun 2012. Pesan teks mengakar sebagai salah satu sarana komunikasi utama dalam masyarakat kita. Namun, itu bukan tanpa kekurangannya. Orang yang terlalu sering mengirim pesan teks, atau pada waktu yang tidak tepat, dapat menghadapi bahaya dan konsekuensi yang berkisar dari keamanan data hingga masalah keselamatan pribadi.

Mengirim SMS Saat Mengemudi

Mengirim SMS saat mengemudi sangat meningkatkan risiko terlibat dalam tabrakan. Pusat Pengendalian Penyakit menyatakan bahwa SMS adalah bentuk yang sangat berbahaya dari gangguan mengemudi karena mempengaruhi pengemudi dalam tiga cara berbeda. Ini membutuhkan mata pengemudi untuk tidak melihat jalan, membutuhkan penggunaan tangan, dan memfokuskan perhatian pengemudi di tempat lain selain pada tugas mengemudi. Anggota parlemen telah melihat risiko dari perilaku ini, dan memberlakukan larangan pengiriman pesan teks di 39 negara bagian.

Multitasking

Otak manusia tidak diperlengkapi untuk melakukan banyak tugas dengan baik, dan pesan teks membutuhkan perhatian yang sedemikian besar sehingga dapat membuat orang tidak menyadari bahaya di sekitar mereka. Ini meluas ke kegiatan di luar mengemudi. Sebuah artikel di New York Times pada tahun 2008 membahas bagaimana dokter ruang gawat darurat telah melihat peningkatan jumlah cedera dan kecelakaan di mana SMS merupakan faktor. Tren tersebut begitu kentara sehingga kelompok yang mewakili para dokter mengeluarkan peringatan tentang bahayanya berkirim pesan saat melakukan aktivitas lain. Cedera ini termasuk insiden yang dapat dihindari seperti orang-orang berjalan keluar ke lalu lintas karena perhatian mereka terfokus pada telepon bukan pada lingkungan mereka.

miskomunikasi

Komunikasi pribadi, baik profesional maupun pribadi, adalah seni yang sangat bernuansa. Pesan teks sering menyebabkan miskomunikasi karena tidak mungkin untuk menyampaikan semua kompleksitas komunikasi tatap muka melalui teks singkat. Menurut Dr. Randi Gunther dalam Psychology Today, intonasi, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh semuanya memainkan peran kunci dalam komunikasi. Ketika elemen-elemen ini tidak ada dalam persamaan komunikasi, kesalahpahaman muncul dan menyebabkan masalah lebih lanjut di kemudian hari.

Keamanan data

Menurut sebuah cerita tahun 2012 di New York Times, semakin mirip smartphone dalam fungsinya, semakin mudah mereka diretas. Oleh karena itu, ada kemungkinan pesan teks yang dikirim melalui ponsel Anda dapat disadap dan dibaca. Ini menimbulkan risiko keamanan data, dan menimbulkan pertanyaan tentang jenis informasi apa yang harus dikomunikasikan melalui pesan teks. Karyawan harus menahan diri untuk tidak mengirim SMS tentang informasi yang dilindungi di dalam perusahaan, terutama jika ada alasan untuk meyakini bahwa telepon dapat disusupi. Untuk membantu menghindari pemasangan perangkat lunak perusak yang memungkinkan peretas membaca pesan teks Anda, Anda sebaiknya hanya memasang aplikasi yang telah dikembangkan atau disetujui oleh perusahaan tepercaya