Efek Negatif Internet dalam Pendidikan

Internet telah terbukti menjadi pedang bermata dua bagi pendidikan. Guru dan siswa mendapat manfaat dari akses yang belum pernah terjadi sebelumnya ke informasi yang disediakan Internet, serta dari kemampuan untuk berbagi pengetahuan di seluruh dunia. Namun, ketergantungan pada Internet juga memiliki banyak efek negatif. Pendidik harus menyadari bahaya yang ditimbulkan Internet sehingga mereka dapat menghindari potensi jebakan.

Etos kerja

Anak-anak yang tumbuh di era Internet mengharapkan kepuasan instan. Mereka dapat dengan mudah online dan menemukan apa pun yang mereka inginkan, mulai dari acara TV dan video musik favorit hingga jawaban pekerjaan rumah yang merepotkan. Internet berarti tidak perlu menunggu dan hasil instan dengan sedikit usaha. Sifat-sifat ini tidak diterjemahkan ke dalam kelas, di mana guru mengharapkan siswa bekerja untuk nilai mereka. Akibatnya, siswa sering tidak dapat menyelesaikan masalah. Mereka juga gagal mengatur waktu mereka secara efisien.

Rentang perhatian

Segala sesuatu tentang Internet cepat. Situs web merampingkan informasi dan menyampaikannya dengan cepat, membuatnya mudah dicerna dan dipahami. Bahkan klip video populer jarang bertahan lebih dari satu atau dua menit, memastikan pengunjung tidak bosan dan menjelajahi kompetisi yang hanya berjarak satu klik mouse. Pasokan hiburan yang tersedia secara konstan ini telah mengurangi rentang perhatian rata-rata. Siswa mungkin kesulitan untuk mengikuti diskusi mendalam atau untuk tetap fokus selama periode kelas normal, sehingga lebih sulit bagi guru untuk mengerjakan rencana pelajaran mereka.

Selingkuh

Internet mengarsipkan pengetahuan dunia. Siswa dapat menemukan esai atau jawaban tes untuk subjek apa pun yang bisa dibayangkan. Mengetahui bahwa jawaban yang benar tersedia secara online dapat terbukti terlalu menggoda bagi beberapa siswa, yang mengarah pada penipuan akademik, plagiarisme, dan kecurangan yang merajalela. Pendidik telah mengambil langkah-langkah untuk melawan praktik semacam itu. Mereka telah mengembangkan situs yang memeriksa esai dan makalah penelitian terhadap konten yang diterbitkan untuk mendeteksi materi yang dicuri. Siswa yang bertekad dapat mencoba untuk menghindari perlindungan tersebut dengan menggunakan media sosial dan papan pesan untuk berbagi informasi kelas. Ini berkontribusi pada budaya curang yang tidak ada pada skala seperti itu sebelum Internet.

Perkembangan Fisik

Pendidikan penuh meningkatkan pikiran dan tubuh. Berjam-jam yang dihabiskan untuk berselancar di Internet, bermain game online, dan terlibat di jejaring sosial dapat secara drastis menghambat perkembangan fisik anak. Gangguan teknologi semacam itu bahkan lebih menekankan perlunya olahraga teratur dan aktivitas fisik. Sekolah yang tidak mampu atau tidak mau menyediakan komponen pendidikan jasmani berisiko berkontribusi pada gaya hidup siswa yang tidak aktif.